Kamis, 14 November 2013

materi injeksi diesel

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Dalam mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar padaakhir langkah kompresi. Sebelumnya udara yang diisap telah dikompresi dalamruang bakar sampai tekanan dan temperatur menjadi naik. Naiknya tekanan dantemperatur mengakibatkan bahan bakar menyala dan terbakar sendiri. Untuk memperoleh tekanan kompresi yang tinggi saat putaran mesin rendah, banyaknyaudara yang masuk ke dalam silinder harus besar tanpa menggunakan throttlevalve untuk membatasi aliran dari udara yang dihisap. Dengan demikian dalamsebuah mesin diesel, output mesinnya dikontrol oleh pengontrol banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan. Berbeda dengan mesin Bagian terpenting saat pemeliharaan pada mesin bensin yaitu perbandingan udara dan bahan bakar daricampuran udara dan bahan bakar, besarnya campuran yang masuk, apakah tetahmemadai kompresinya, apakah ada atau tidak kemampuan pengapiannya dan jugaapakah saat pengapiannya tepat.
            Sementara dalam mesin diesel, kompresi adalah bagian yang paling penting dalam pemeliharaan.. Penggunaan perbandingan ompresi yang tinggi dan bahan bakar dengan titik bakar (ignition point) yangrendah akan memperbaiki kemampuan terbakarnya bahan bakar. Banyaknyaudara yang masuk ke silinder pada mesin diesel memiliki pengaruh besar terhadap terjadinya pembakaran sendiri (self-ignition) yang dapat menentukanoutput. Efisiensi pengisapan adalah suatu hal yang penting. Untuk bahan bakar mesin diesel menggunakan minyak diesel (solar). Bahan bakar diinjeksikan dengan bantuan pompa injeksi, yaitu pompa injeksi tipe inline. Oleh karena itu penulis termotivasi untuk menulis makalah ini yang berjudul Pompa Injeksi Tipe Inline.






B.     Batasan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas tentang pompa injeksi inline yaitu:
1.      Prinsip kerja pompa injeksi inline.
2.      Komponen pompa injeksi inline.

C.    Permasalahan
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan masalah sebagai berikut:
1.      Prinsip kerja mesin diesel menggunakan pompa injeksi inline.
2.      Komponen apa saja yang terdapat pada pompa injeksi inine.

D.    Tujuan Penulisan
1.      Mendeskripsikan konsep dasar dari prinsip kerja pompa  injeksi tipe inline.
2.      Memahami komponen apa saja yabg terdapat pada pompa injeksi tipe inline ini.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Dasar  Teori
Pompa injeksi tipe in line menggunakan filter dengan elemen kertas, pada bagian atas filter body terdapat sumbat fentilasi udara yang dipergunakan untuk mengeluarkan udara yang mungkin dapat tercampur dengan bahan bakar. Pada saat sumbat fentilasi udara di longgarkan, geraakan priming pump akan menyebabkan udara keluar dari sistem bahan bakar. Priming pump pada pompa injeksi tipe in line merupakan satu unit bersama feed pump yang dipasangkan pada bodi pompa injeksi. Water sedimenter yang dipergunakan tipe in line sama dengan pada tipe distributor, biasanya terpisah dengan saringan bahan bakar.
Rumah pompa dibuat dari bahan alumunium tuang atau besi tuang. Camshaft atau poros nok pompa di sangga oleh dua bantalan roler tirus (tapered roller bearings) dan digerakkan oleh mesin melalui rangkaian roda gigi. Elemen pompa terdiri dari plunyer dan silinder (barrel), adalah bagian pompa yang paling penting. Plunyer dan silinder ini dikerjakan dengan penyelesaian persisi tinggi, dan ditmpatkan dalam toleransi kecil sekali untuk  memungkinkan elelmen pompa bertahan dalam tekanan tinggisekali tanpa adanya kebocoran. Untuk alasan ini, plunyer dan silinder harus tidak pernah diganti sendiri-sendiri/secara terpisah, tetapi diganti satu set.
Rak (rack) pengontrol dirangkaikan/dipasangkan ke akhir regulator (governor) melalui roda gigi pengontrol mengelilingi plunyer untuk mengontrol kwantitas pemverian bahan bakar dan waktu injeksi dalam beberapa tipe atau model. Katup delivery berfungsi untuk menghentikan bahan bakar dan aliran balik sementara plunyer bergerak turun, dan juga mencegah penetesan/after dripping bahan bakar dari nozzle.








B.     Prinsip Keja Pompa Injeksi Tipe In-Line
Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki dan menekan bahan bakar yang telah disaring oleh filter  ke pompa injeksi. Pompa injeksi tipein-line mempunyai cam dan plunger yang jumlahnya sama dengan jumlah silinder pada mesin. Cam menggerakkan  plunger sesuai dengan firing order  mesin. Gerak lurus bolak-balik dari plunger ini menekan bahan bakar dan mengalirkannya ke injection nozzle  melalui delivery valveDelivery valve berfungsi untuk menjaga tekanan pada pipa injeksi dan menghentikan injeksi dengan cepat. 
Plunger dilumasi oleh bahan bakar dan camshaft  oleh oli mesin. Gavernor mengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan oleh injection nozzle dengan menggeser control rackGavernor terdiri atas dua tipe yaitu: mechanical gavernor dan combined gavernor (mechanical and pneumatic gavernor).Timing injeksi bahan bakar diatur oleh Automatic centrifugal timerTimer mengatur putaran camshaft.

C.    Elemen  Pompa Injeksi Tipe Inline
1.      Plunger
      Posisi plunger menentukan variasi besarnya bahan bakar. Berikut beberapa posisi dari plunger:
a.       Tidak ada penyaluran bahan bakar
Ketika plunger bergerak ke atas, pinggir atas plunger terbuka terhadap lubang barel (barrel port) hingga control helix membuka lubang barel. Akibatnya tekanan tidak terjadi di dalam ruang tekanan, karenanya tidak ada bahan bakar yang dapat disalurkan.
b.      Penyaluran bahan bakar sebagian
Ketika plunger bergerak ke atas, plunger menutup lubang dan akan memulai menjalankan bahan bakar dari lubang yang ada dalam posisi tertutup, tetapi penyaluran terhenti dengan terbukanya lubang barel oleh control helix sesaat kemudian. Gerakan plunger pada periode penyaluran bahan bakar inilah yang disebut “langkah efektif”.
c.       Penyaluran bahan bakar secara maksimal
Penyaluran bahan bakar maksimum akan tercapai saat plunger sampai pada langkah efektif maksimum.



2.      Delivery Valve
Bahan bakar terkompresikan dengan tekanan tinggi oleh plunger mendorong delivery valve ke atas dan bahan bakar menyembur keluar. Segera setelah bahan bakar terkompresikan dengan sempurna, delivery valve akan kembali pada posisi semula karena dorongan dari valve spring untuk menutup lubang bahan bakar (fuel passage), dengan demikian dapat mencegah kembalinya bahan bakar.
Delivery valve bergerak turun sampai permukaan valve seat ditahan dengan kuat. Selama langkah ini bahan bakar ditarik kembali dari injection pipe, seketika itu juga menurunkan residualpressure antara delivery valve dan nozzle. Penarikan tersebut memperbaiki akhir penginjeksian dan sekaligus mencegah menetesnya bahan bakar setelah penginjeksian. Pada bagian atas delivery valve spring dipasangkan delivery valve stopper. Stopper membatasi terangkatnya delivery valve dan mencegah terjadinya valve surging pada putaran tinggi dan juga menurunkan dead valve antara delivery valve dan nozzle. Dengan demikian akan didapat fuel injection rate yang stabil.
Overflow dipasangkan pada bagian atas pompa yang berfungsi untuk menstabilkan temperatur pada injection pump dan temperatur distribusi. Untuk memastikan bahwa jumlah bahan bakar yang diinjeksikan pada tiap-tiap silinder selalu konstan. Valve bertipe seat ball, saat tekanan bahan bakar pada pompa melebihi nilai yang ditetapkan, maka valve terbuka sehingga bahan bakar akan kembali ke fuel tank.

3.      Automatic Timer
Injection timming berubah-ubah secara otomatis sesuai dengan kecepatan putaran engine. Automatic timer dipasangkan dengan kuat pada injectioan pump camshaft dengan round nut sebagai pengikatnya  dan digerakkan oleh idler gear yang dihubungkan dengan injection pump gear.
Pada tiap-tiap flyweight dilengkapi dengan sebuah lubang pada bagian ujungnya, dimana timer hub pin dipasangkan. Permukaan yang melengkung pada flyweight akan berhubungan dengan injection pump gear pin. Timer spring dipasangkan pada timer hub pin dan injection pump gear  pin.
Namun demikian injection pump gear pin tidak dapat bergera sebab berpasangan dengan gear, dengan demikian timer hub pin akan terdorong pada arah putaran selama terdorong oleh timer spring yang menggerakkan camshaft pada arah putaran untuk merubah injection timming.

4.      Pompa injeksi
Pompa injeksi yang digerakkan oleh mesin yang melakukan pengukuran (metering), menghitung waktu (timing), menekan dan mengontrol bahan bakar yang disalurkan ke nozzle penginjeksian. Pompa ini terdiri dari atas elemen-elemen pemompaan tunggal untuk tiap silinder, disesuaikan ke dalam tempat yang biasa digerakkan oleh poros hubungan pompa.

5.      Governor
      Governor biasanya jenis flyweight mekanis, dan dipasang pada rumahan pompa injeksi utama. Governor mengatur penyaluran bahan bakar guna mengatur pengontrolan bahan bakar pada semua kecepatan mesin atau hanya mengontrol jalanya mesin didalam keadaan tinggi dan rendah.
Fungsi dari governor adalah mengatur secara otomatis pemberian bahan bakar sesuai dengan beban mesin. Menurut mekanismenya, governor dapat dibagi dua yaitu jenis pneumatic dan jenis centrifugal dan menurut fungsinya dapat dibedakan antara jenis kecepatan tertentu dan jenis semua kecepatan. Jumlah bahan bakar yang disemprotkan diatur menurut posisi control rack yang diatur oleh governor.
Seperti ditunjukkan pada gambar, governor terdiri dari dua ruangan yang dibatasi oleh diafragma, ruang A dihubungkan oleh selang ke venturi yang menghadap ke saringan udara dan ruangan B dihubungkan ke intake manifold atau ke venturi tambahan. Salah satu ujung diafragma berkaitan dengan control rack dan selalu ditahan oleh pegas utama ke arah penyemprotan yang banyak. Bila mesin sudah bekerja diafragma bergerak akibat perbedaan tekanan pada saringan udara dan venturi tambahan dan pengontrolan bahan bakar diperoleh dari keseimbangan antara diafragma dan pegas utama.
Governor terbagi tiga:

a.       Governor pneumatic
      Pada governor ini volume penyemprotan diatur berdsarkan kevakuman veturi pada saluran mesin diesel. Jenis governor ini sangat baik mengatur pada putaran rendah dan kurang akurat  jika masih berjalan pada putarab tinggi.
b.      Governor mekanis
      Volume bahan bakar di atur oleh bobot sentrifugal governor yang diputar oleh poros nok pompa injeksi, pengontrolan cara ini sangat akurat untuk putaran tinggi, tapi kurang akurat pada putaran rendah. Diperlukan mekanisme yang lebih kompleks untuk mengatur volume pnyemprotan pada putaran rendah.
c.       Kombinsai governor pneumatic dan mekanis
      Sesuai dengan jenisnya maka governor ini dapat mengontrol volume penyemprotan bahan bakar mesin diesel secara mekanis dan pneumatic, dengan demikian pengontrolan volume penyemprotan bakar pada putaran  renddah dan putaran tinggi dapat dilakukan dengan akurat.

6.      Saluran Bahan Bakar Bertekanan Tinggi
Saluran ini menghantarkan bahan bakar dari pompa injeksi ke nozzle injeksi.

7.      Nozzle Injeksi
      Nozzle injeksi merupakan pegas valve bermuatan pegas dan digerakkan secara hidrolik yang dimasukkan ke dalam ruang pembakaran. Bagian ujung nozzle tersebut terdiri atas bebrapa jenis yang berbeda, tetapi semuanya melakukan fungsi dasar yang sama yakni pengabutan dan mengatomisasi bahan bakar yang di injeksikan.
      Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi melalui saluran minyak (oil passage) pada nozzle holder menuju ke oil pool pada bagian bawah nozzle body.

Penginjeksian Bahan Bakar
       Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, ini akan menekan permukaan ujung neddle. Bila tekanan ini melebihi tekanan pegas maka nozzle neddle akan terdorong ke atas dan menyebabkan nozlle akan menyemprotkan bahan bakar.

Akhir Penginjeksian
      Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, tekanan bahan bakar turun dan pressure spring mengembalikan nozzle needle ke posisi semula (menutup saluran bahan bakar). Sebagaian bahan bakar yang tersisa antara nozzle needle dan nozzle body, melumasi semua kompnen dan kembali ke over flow pipe.


8.      Priming Pump
      Pompa priming berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki pada saat mengeluarkan udara palsu dari sistem bahan bakar(bleeding).
      Diafragma bergerak ke bawah menyebabkan outlet check valve terbuka dan bahan bakar mengalir ke fuel filter. Pada saat yang sama inlet check valve tertutupmencegah bahan bakar mengalir kembali.
      Tegangan pegas mengembalikan diafragma ke posisi semula dan menimbulkan kevakuman, inlet valve terbuka dan bahan bakar masuk ke ruang pompa. Pada saat ini outlet valve tertutup.

9.      Feed Pump
       Feed pump berfungi untuk menghisap bahan bakar dari tangki dan menekannya ke pompa injeksi. Feed pump adalah single acting pumpyang dipasangkan pada sisi pompa injeksi dan digerakkan olehcamshaft pompa injeksi.
a.      Saat Penghisapan
            Saat camshaft (1) tidak mendorong tapet roller (2), piston (4) mendorongpushrod (3) kebawah karena adanya tegangan piston spring (6). Pada saat itu volume pressure chamber (7) membesar dan membuka inlet valve (5) untuk menghisap bahan bakar.

b.      Saat Pengeluaran
            Camshaft terus berputar dan mendorong piston melalui tappet roller danpush rodPiston menekan bahan bakar di dalam pressure chamber, membuka outlet valve dan bahan bakar dikeluarkan dengan tekanan.

c.       Saat Tekanan Tinggi
            Sebagian bahan bakar yang dikeluarkan memasuki pressure chamber(9) yang terletak di bawah piston. Bila tekanan bahan bakar di bawahpiston naik mencapai 1,8 – 2,2 kg/cm2 maka tegangan piston spring tidak cukup kuat untuk menurunkan piston. Akibatnya, piston tidak dapat lagi bergerak bolak-balik dan pompa berhenti bekerja.


D.    Kerusakan yang sering terjadi pada pompa injection tipe inline.

1.      Pengetesan penyemprotan minyak untuk pompa injeksion tipe inline.
a.       Dengan automatic timer dilepaskan dan pasang round nut dan pasang pada injection pump tester.
Lepaskan control rack cover dan pasang position measuring device (special tools). Kendorkan idle set bolt dan full speed set bolt. Dorong control rack kea rah governor dengan penuh dan setkan posisi ini pada O dari rack position measuring device.
b.      Penyetelan injection ret
Ukur injection rate pada posisi rack dan speed yang berbeda-beda. Bila injection rate diluar ketentuan stel seperti berikut:
1.      Kendorkan  sedikit pinion clamp screw.
2.      Dengan control rack dikunci putar control sleeve dengan adjusting rod.
3.      Kencangkan pinion clamp screw.
Amati kondisi pengukuran dengan cermat penggunaan feul pipe dan nozlle yang berbeda merubah injection rate. Perbandingan tidak sama dengan maximal injection rate dalam tiap silinder dikurangi injection rate dalam tiap silinder.
2.      Pada plunger kerusakan yang sering terjadi adalah tergores.
     Penyebab: pemakaian bahan bakar yang terkontamiasi dengan bahan lain, adanyakotoran yang mengendap pada tangki bahan bakar, saringan bahan bakar yang tidak  bekerja dengan baik (lama tidak diganti).
Perbaikan: bersihkan tangki bahan bakar dan bersihkan atau diganti saringan minyak dengan yang baru.
3.      Delivery valve yang haus.
Penyebabnya: dikarenakan Injection Pump Tipe Inline memiliki tekanan yang tinggi dan pemakain yang terlalu lama, maka katup delivery  ini akan aus akibat fungsi kerjanya untuk menahan tekanan yang dihasilkan.
Perbaikan: delivery valve ini jika terjadi kerusakan maka perbaikannya diganti dengan yang baru.
4.      Bearing aus
Penyebab: adanya getaran, putaran injection pump beroperasi.
Perbaikan: jika terjadi kerusakan pada bearing ganti dengan yang baru.
5.      Sliding block yang aus
Penyebab: fungsi dari sliding block mengatur keluarnya bahan bakar yang memiliki gigi-gigi pinion yang berhubungan dengan dengan plunger barel, jika pemakainya telah lama gigi-giginya akan aus.
Perbaikan: ganti dengan yang baru.
6.      Busing stang gas aus
Penyebab: fungsi dari busing stang gas  adalah untuk kedudukan as stang gas. Karena telah lama dipakai dan adanya gesekan dengan as stang maka busing tersebut akan aus.
Perbaikan: ganti dengan yang baru.

E.     Langkah-langkah pembongkaran pompa injeksi tipe inline.
1.      Dengan automatic timer telah dilepaskan, pasang injection pump pada mounting base dan pump setting angle.
2.      Gunakan box wrench untuk melepas feed pump.
3.      Lepaskan governor.
4.      Ukur control rack sliding resistance.

Putar camshaft untuk meyakinkan bahwa resistensi mencapai nilai yang telah di tetapkan di segala posisi. Apabila melebihi nilai yang telah ditetapkan mugkin penyebabnya adalah:
a.       Control rack atau giginya rusak.
b.      Gigi pinion rusak atau pinion yang berhubungan dengan housing rusak.
c.       Momen pengencangan pada delivery valve holder berlebihan.

5.      Lepaskan cover plate dan gunakan coupling dengan round nut serta holding wrench. Putar camshat dengan plunger pada tiap-tiap silinder berada pada TDC, pasang tappet insert pada lubang tappet satu persatu.
6.      Pasang camshaft clereance gauge pada camshaft untuk mengatur end play.

7.      Lepaskan camshaft, pukul perlahan dengan palu plastic dari sisi governor. Catatan: pastikan bahwa cam pada camshaft tidak menyentuh dengan tapet. Dan pasang flyweight round nut pada ujung camshaft guna melindungi ulir dari kerusakan.
8.      Melepas tapet
Masukkan roller clamp untuk mendorong tapet ke atas, dengan tapet dalam keadaan terdorong lepaskan tapet insert dan masukkan tapet clamp melalui camshafthole, lalu jepit tapet dan tarik keluar.
9.      Masukkan plunger clamp dari bagian bawah pompa dan cocokan ujung pluger clamp ke lower spring seat.  Kemudian tarik plunger clam ke luar maka plunger akan terlepas.
Catatan: ketika melepas plunger, pastikan bahwa lower spring menghadap ke atas guna mencegah terjatuhnya plunger.
10.  Lepaskan look plate  dan lepaskan delivery valve holder dengan box wrench kemudian lepaskan stopper delivery valve dan spring.
11.  Dengan meggunakan delivery extractor lepaskan delivery valve.
12.  Lepaskan plunger barel.
Catatan: tempatkan plunger pada plunger barel.

F.     Pemeriksaan terhadap komponen pompa injeksi tipe inline

1.      Plunger dan barel
       Setelah membersihkan dengan solar periksa apakah plunger bisa trurun dengan lembut pada barel dengan sendirinya. Dengan cara:
a.       Miringkan barel 600.
b.      Tarik plunger sekitar 10-15 mm dan lepaskan.
c.       Putar plunger pada barel apakah tidak mengalami sendat atau macet.
d.      Ganti plunger bila tidak bisa turun dengan sendirinya.
2.      Delivery valve
      Bersihkan delivery valve dan bersihkan dengan solar kemudian periksa dari kerusakan. Tutup bagian bawah valve seat dengan jari dan tekan piston dengan jari lain. Bila piston melambung kembali ketika jari-jari dilepaskan  maka valve dalam kondisi baik jika tidak kembalai maka ganti valve.
3.      Tappet
      Pasang dial gauge   pada tappet roller dan periksa clereance dengan mengeraakan roller ke atas dan kebawah rod. Bila clerence melebihi limit ganti tappet dengan yang baru.
4.      Lower spring seat
      Periksa permukaan lower spring seat yang berhubungan dengan plunger dari kerusakan telah melebihi limit ganti lower spring seat.
5.     
Plunger spring dan plunger spring seat
      Perhatikan spring dan spring delivery valve  bila tidak bagus ganti dengan yang baru.

6.      Mengganti tappet roller bearing
Untuk melepas inner race dari camshaft gunakan gear puller, dan untuk memasang gunakan pipa atau metal block kemudian  tekan dengan press.

G.    Memasang pompa injeksi tipe inline
1.      Pasang control rack dan kencangkan rack guide screw.
Catatan: pastikan  bahwa rack dapat bergerak dan lancer dan periksa juga untuk memastikan rack tidak berputar.
2.      Pada saat memasang plunger barel yakinkan bahwa knock pin yang terpasang pada housing dalam keadaan lurus dengan lokasi notch pada plunger barel. Pastikan bahwa tonjolan knock pin projection sekitar 0,7 mm dari housing. Apabila tonjolan lebih kecil dari 0,7 mm keluaran sedikit dari housing.

3.      Dengan gasket baru terpasang pada delivery valve masukkan valve pada tempatnya hingga kuat dan bertemu dengan permukaan plunger barel. Gunakan delivery valve gasket installer (special tool).
4.      Pasang delivery valve spring dan stopper pada tempatnya, kencangkan sementara delivery valve holder.
5.      Dengan control rack tepat di tengah-tengah pasang control pinion dan control sleeve.


6.      Memasang plunger
Pasang plunger clam kedalam lowewr spring seat  dan pasangkan plunger ke dalam lower spring seat. Masukkan plunger ke dalam punger barel dan hati-hati jangan sampai ujung plunger membentur dengan pump housing dan plunger spring.
7.      Jepit tappet dengan tappet clamp dengan memakai tappet gauge luruskan housing groove dan masukkan  tappet ke dalam housing.
8.      Gunakan roller clapm dorong tappet pada TDC. Kemudian masukkan tapet insert dan lepaskan  roller clamp. Pastikan bahwa tanda dengan port number pada plunger flenge adalah terletak pada sisi cover plate. Untuk tiap-tiap silinder. Periksa gerakan control rack setiap kali tapet insert(special tool) dimasukkan.
9.      Kencangkan delivery valve holder sesuai dengan ketentuan. Periksa juga gerakkan control rack setiap kali valve holder dikencangkan.
10.  Pasang camshaft dengan tanda garis pada ujung pitch (ulir) mengarah drive end (camshaft gear).
11.  Dengan bearing cover terpasang sementara ukur end play pada camshaft dengan camshaft clerence gauge. Bila end play melabihi limit stel dengan shim  atau ganti bearing.
Catatan: gunakan ketebalan shim yang mendekati sama pada sisi timer dan governor.
Ketebalan shim pada sisi timer
0,10;0,15;0,30;0,50
Ketebalan shim pada sisi governor
0,1;0,12;0,14;0,16;0,18;0,50
12.  Pasang governor
13.  Pasang part berikut setela penyetelan pump.
a.      Control rack cover.
b.      Feed pump.
c.       Cover plate.
d.      Automatic timer.







                                                                      BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang penulis peroleh, maka dapat disimpulkan.
1.      Plunger yang tergores biasanya di akibatkan oleh adanya pemakaian bahan bakar yang telah terkontaminasi  dengan bahan lain, bisa juga di akibatkan kotoran yang mengendap di tangki dan terbawa oleh bahan bakar saat bahan bakar dipompakan dimana saringan minyak tidak bekerja dengan semestinya dan pelumasan kurang baik.
2.      Komponen-komponen yang sering bermasalah seperti O ring yang menjadi keras, busing stang gas yang aus akibat pemakaian yang terlalu lama, delivery akan aus, bearing yang aus dan sliding block yang goyang karena telah aus yang di akibatkan oleh pemakain yang terlalu lama.
3.      Tanda-tanda kerusakan injection pump dapat diketahui denga cara mengamati dengan bunyi yang ditimbulkan oleh mesin pada saat dioperasikan seperti bunyi mesin yang pincang atau merepet.
4.      Dalam pembongkaran injection pump  kita akan mengetahui adanya komponen-komponen yang mengalami kerusakan dan perlu dilakukan penggantian karena untuk menjaga kondisi dari mesin, suara yang di timbulkan serta tenaga yang dihasilkan.

B.     Saran
Di akhir penulisan makalah ini penulis ingin menulis beberapa saran dalam hal analisa kerusakan dan cara melakukan perawatan pompa injeksi tipe inline, diantaranya adalah:
1.      Jangan coba-coba melakukan pembongkaran sendiri apabila tidak meguasai teknik pembongkaran karena akan menambah kerusakan pada komponen yang lain.
2.      Jangan membeli bahan bakar di sembarang tempat, karena bahan bakar yang di jual diluar biasanya dicampur dengan minyak lain yang akan mempengaruhi sistem bahan bakar, dan bisa merusak pompa injeksi.



DAFTAR PUSTAKA

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar