PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar padaakhir
langkah kompresi. Sebelumnya udara yang diisap telah dikompresi dalamruang
bakar sampai tekanan dan temperatur menjadi naik. Naiknya tekanan dantemperatur
mengakibatkan bahan bakar menyala dan terbakar sendiri. Untuk memperoleh
tekanan kompresi yang tinggi saat putaran mesin rendah, banyaknyaudara yang
masuk ke dalam silinder harus besar tanpa menggunakan throttlevalve untuk membatasi
aliran dari udara yang dihisap. Dengan demikian dalamsebuah mesin diesel, output mesinnya dikontrol oleh pengontrol
banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan. Berbeda dengan mesin
Bagian terpenting saat pemeliharaan pada mesin bensin yaitu perbandingan
udara dan bahan bakar daricampuran udara dan bahan bakar, besarnya campuran
yang masuk, apakah tetahmemadai kompresinya, apakah ada atau tidak kemampuan
pengapiannya dan jugaapakah saat pengapiannya tepat.
Sementara dalam mesin diesel, kompresi adalah bagian yang paling penting
dalam pemeliharaan.. Penggunaan perbandingan ompresi yang tinggi dan bahan
bakar dengan titik bakar (ignition point) yangrendah akan memperbaiki kemampuan
terbakarnya bahan bakar. Banyaknyaudara
yang masuk ke silinder pada mesin diesel memiliki pengaruh besar terhadap
terjadinya pembakaran sendiri (self-ignition) yang dapat menentukanoutput.
Efisiensi pengisapan adalah suatu hal yang penting. Untuk bahan
bakar mesin diesel menggunakan minyak diesel (solar). Bahan bakar diinjeksikan
dengan bantuan pompa injeksi, yaitu pompa injeksi tipe inline. Oleh karena itu
penulis termotivasi untuk menulis makalah ini yang berjudul Pompa Injeksi Tipe
Inline.
B. Batasan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas tentang pompa injeksi inline
yaitu:
1. Prinsip kerja pompa injeksi inline.
2. Komponen pompa injeksi inline.
C. Permasalahan
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan masalah sebagai
berikut:
1. Prinsip kerja mesin diesel
menggunakan pompa injeksi inline.
2. Komponen apa saja yang terdapat pada
pompa injeksi inine.
D. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan konsep dasar dari
prinsip kerja pompa injeksi tipe inline.
2. Memahami komponen apa saja yabg
terdapat pada pompa injeksi tipe inline ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dasar Teori
Pompa injeksi tipe in line menggunakan filter dengan elemen
kertas, pada bagian atas filter body terdapat sumbat fentilasi udara yang
dipergunakan untuk mengeluarkan udara yang mungkin dapat tercampur dengan bahan
bakar. Pada saat sumbat fentilasi udara di longgarkan, geraakan priming pump
akan menyebabkan udara keluar dari sistem bahan bakar. Priming pump pada pompa
injeksi tipe in line merupakan satu unit bersama feed pump yang
dipasangkan pada bodi pompa injeksi. Water sedimenter yang dipergunakan tipe in
line sama dengan pada tipe distributor, biasanya terpisah dengan saringan bahan
bakar.
Rumah pompa dibuat dari bahan alumunium tuang atau besi
tuang. Camshaft atau poros nok pompa di sangga oleh dua bantalan roler
tirus (tapered roller bearings) dan digerakkan oleh mesin melalui
rangkaian roda gigi. Elemen pompa terdiri dari plunyer dan silinder (barrel),
adalah bagian pompa yang paling penting. Plunyer dan silinder ini dikerjakan
dengan penyelesaian persisi tinggi, dan ditmpatkan dalam toleransi kecil sekali
untuk memungkinkan elelmen pompa bertahan dalam tekanan tinggisekali
tanpa adanya kebocoran. Untuk alasan ini, plunyer dan silinder harus tidak
pernah diganti sendiri-sendiri/secara terpisah, tetapi diganti satu set.
Rak (rack) pengontrol dirangkaikan/dipasangkan ke akhir
regulator (governor) melalui roda gigi pengontrol mengelilingi plunyer untuk
mengontrol kwantitas pemverian bahan bakar dan waktu injeksi dalam beberapa
tipe atau model. Katup delivery berfungsi untuk menghentikan bahan bakar dan
aliran balik sementara plunyer bergerak turun, dan juga mencegah penetesan/after
dripping bahan bakar dari nozzle.
B. Prinsip Keja Pompa Injeksi Tipe In-Line
Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki dan menekan bahan
bakar yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi. Pompa
injeksi tipein-line mempunyai cam dan plunger yang
jumlahnya sama dengan jumlah silinder pada mesin. Cam menggerakkan
plunger sesuai dengan firing order mesin.
Gerak lurus bolak-balik dari plunger ini menekan bahan bakar
dan mengalirkannya ke injection nozzle melalui delivery
valve. Delivery valve berfungsi untuk menjaga tekanan pada
pipa injeksi dan menghentikan injeksi dengan cepat.
Plunger dilumasi
oleh bahan bakar dan camshaft oleh oli mesin. Gavernor mengatur
banyaknya bahan bakar yang disemprotkan oleh injection nozzle dengan
menggeser control rack. Gavernor terdiri atas dua
tipe yaitu: mechanical gavernor dan combined gavernor
(mechanical and pneumatic gavernor).Timing injeksi bahan bakar diatur
oleh Automatic centrifugal timer. Timer mengatur
putaran camshaft.
C. Elemen Pompa Injeksi Tipe
Inline
1. Plunger
Posisi plunger menentukan variasi besarnya bahan bakar. Berikut beberapa posisi
dari plunger:
a.
Tidak
ada penyaluran bahan bakar
Ketika plunger bergerak ke atas, pinggir atas plunger
terbuka terhadap lubang barel (barrel port) hingga control helix membuka
lubang barel. Akibatnya tekanan tidak terjadi di dalam ruang tekanan, karenanya
tidak ada bahan bakar yang dapat disalurkan.
b.
Penyaluran bahan bakar sebagian
Ketika plunger bergerak ke atas, plunger menutup lubang dan
akan memulai menjalankan bahan bakar dari lubang yang ada dalam posisi
tertutup, tetapi penyaluran terhenti dengan terbukanya lubang barel oleh control
helix sesaat kemudian. Gerakan plunger pada periode penyaluran bahan bakar
inilah yang disebut “langkah efektif”.
c.
Penyaluran bahan bakar secara
maksimal
Penyaluran bahan bakar maksimum akan tercapai saat plunger
sampai pada langkah efektif maksimum.
2.
Delivery
Valve
Bahan bakar terkompresikan dengan
tekanan tinggi oleh plunger mendorong delivery valve ke atas dan bahan
bakar menyembur keluar. Segera setelah bahan bakar terkompresikan dengan
sempurna, delivery valve akan kembali pada posisi semula karena dorongan
dari valve spring untuk menutup lubang bahan bakar (fuel passage),
dengan demikian dapat mencegah kembalinya bahan bakar.
Delivery valve bergerak turun sampai permukaan valve
seat ditahan dengan kuat. Selama langkah ini bahan bakar ditarik kembali
dari injection pipe, seketika itu juga menurunkan residualpressure antara
delivery valve dan nozzle. Penarikan tersebut memperbaiki
akhir penginjeksian dan sekaligus mencegah menetesnya bahan bakar
setelah penginjeksian. Pada bagian atas delivery valve spring dipasangkan
delivery valve stopper. Stopper membatasi terangkatnya delivery
valve dan mencegah terjadinya valve surging pada putaran
tinggi dan juga menurunkan dead valve antara delivery valve dan
nozzle. Dengan demikian akan didapat fuel injection rate yang
stabil.
Overflow dipasangkan pada bagian atas pompa
yang berfungsi untuk menstabilkan temperatur pada injection pump dan
temperatur distribusi. Untuk memastikan bahwa jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan pada tiap-tiap silinder selalu konstan. Valve bertipe seat
ball, saat tekanan bahan bakar pada pompa melebihi nilai yang ditetapkan,
maka valve terbuka sehingga bahan bakar akan kembali ke fuel tank.
3.
Automatic
Timer
Injection timming berubah-ubah
secara otomatis sesuai dengan kecepatan putaran engine. Automatic timer dipasangkan
dengan kuat pada injectioan pump camshaft dengan round nut sebagai
pengikatnya dan digerakkan oleh idler gear yang dihubungkan dengan
injection pump gear.
Pada tiap-tiap flyweight dilengkapi dengan sebuah
lubang pada bagian ujungnya, dimana timer hub pin dipasangkan. Permukaan
yang melengkung pada flyweight akan berhubungan dengan injection pump
gear pin. Timer spring dipasangkan pada timer hub pin dan injection
pump gear pin.
Namun demikian injection pump gear pin tidak dapat
bergera sebab berpasangan dengan gear, dengan demikian timer hub pin akan
terdorong pada arah putaran selama terdorong oleh timer spring yang
menggerakkan camshaft pada arah putaran untuk merubah injection timming.
4.
Pompa
injeksi
Pompa injeksi yang digerakkan oleh mesin yang melakukan
pengukuran (metering), menghitung waktu (timing), menekan dan mengontrol bahan
bakar yang disalurkan ke nozzle penginjeksian. Pompa ini terdiri dari atas
elemen-elemen pemompaan tunggal untuk tiap silinder, disesuaikan ke dalam
tempat yang biasa digerakkan oleh poros hubungan pompa.
5.
Governor
Governor biasanya jenis flyweight mekanis, dan dipasang pada
rumahan pompa injeksi utama. Governor mengatur penyaluran bahan bakar
guna mengatur pengontrolan bahan bakar pada semua kecepatan mesin atau hanya
mengontrol jalanya mesin didalam keadaan tinggi dan rendah.
Fungsi dari governor adalah mengatur secara otomatis
pemberian bahan bakar sesuai dengan beban mesin. Menurut mekanismenya, governor
dapat dibagi dua yaitu jenis pneumatic dan jenis centrifugal
dan menurut fungsinya dapat dibedakan antara jenis kecepatan tertentu dan jenis
semua kecepatan. Jumlah bahan bakar yang disemprotkan diatur menurut posisi control
rack yang diatur oleh governor.
Seperti
ditunjukkan pada gambar, governor terdiri dari dua ruangan yang dibatasi
oleh diafragma, ruang A dihubungkan oleh selang ke venturi yang menghadap ke
saringan udara dan ruangan B dihubungkan ke intake manifold atau ke
venturi tambahan. Salah satu ujung diafragma berkaitan dengan control rack dan
selalu ditahan oleh pegas utama ke arah penyemprotan yang banyak. Bila mesin
sudah bekerja diafragma bergerak akibat perbedaan tekanan pada saringan udara
dan venturi tambahan dan pengontrolan bahan bakar diperoleh dari keseimbangan
antara diafragma dan pegas utama.
Governor
terbagi tiga:
a.
Governor
pneumatic
Pada governor ini volume penyemprotan diatur berdsarkan kevakuman veturi pada
saluran mesin diesel. Jenis governor ini sangat baik mengatur pada putaran
rendah dan kurang akurat jika masih berjalan pada putarab tinggi.
b.
Governor
mekanis
Volume bahan bakar di atur oleh bobot sentrifugal governor yang diputar oleh
poros nok pompa injeksi, pengontrolan cara ini sangat akurat untuk putaran
tinggi, tapi kurang akurat pada putaran rendah. Diperlukan mekanisme yang lebih
kompleks untuk mengatur volume pnyemprotan pada putaran rendah.
c.
Kombinsai
governor pneumatic dan mekanis
Sesuai dengan jenisnya maka governor ini dapat mengontrol volume penyemprotan
bahan bakar mesin diesel secara mekanis dan pneumatic, dengan demikian pengontrolan
volume penyemprotan bakar pada putaran renddah dan putaran tinggi dapat
dilakukan dengan akurat.
6.
Saluran
Bahan Bakar Bertekanan Tinggi
Saluran
ini menghantarkan bahan bakar dari pompa injeksi ke nozzle injeksi.
7.
Nozzle
Injeksi
Nozzle injeksi merupakan pegas valve bermuatan pegas dan digerakkan secara
hidrolik yang dimasukkan ke dalam ruang pembakaran. Bagian ujung nozzle
tersebut terdiri atas bebrapa jenis yang berbeda, tetapi semuanya melakukan
fungsi dasar yang sama yakni pengabutan dan mengatomisasi bahan bakar yang di
injeksikan.
Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi melalui saluran
minyak (oil passage) pada nozzle holder menuju ke oil pool pada
bagian bawah nozzle body.
Penginjeksian Bahan Bakar
Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, ini akan menekan permukaan ujung
neddle. Bila tekanan ini melebihi tekanan pegas maka nozzle neddle akan
terdorong ke atas dan menyebabkan nozlle akan menyemprotkan bahan bakar.
Akhir
Penginjeksian
Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, tekanan bahan bakar turun
dan pressure spring mengembalikan nozzle needle ke posisi semula
(menutup saluran bahan bakar). Sebagaian bahan bakar yang tersisa antara nozzle
needle dan nozzle body, melumasi semua kompnen dan kembali ke over
flow pipe.
8. Priming Pump
Pompa
priming berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki pada saat
mengeluarkan udara palsu dari sistem bahan bakar(bleeding).
Diafragma bergerak
ke bawah menyebabkan outlet check valve terbuka dan bahan bakar mengalir
ke fuel filter. Pada saat yang sama inlet check valve
tertutupmencegah bahan bakar mengalir kembali.
Tegangan pegas mengembalikan diafragma ke posisi semula dan menimbulkan
kevakuman, inlet valve terbuka dan bahan bakar masuk ke ruang pompa.
Pada saat ini outlet valve tertutup.
9. Feed Pump
Feed pump berfungi
untuk menghisap bahan bakar dari tangki dan menekannya ke pompa injeksi. Feed
pump adalah single acting pumpyang dipasangkan pada sisi
pompa injeksi dan digerakkan olehcamshaft pompa injeksi.
a. Saat Penghisapan
Saat camshaft (1) tidak mendorong tapet roller (2), piston (4)
mendorongpushrod (3) kebawah karena adanya tegangan piston spring (6).
Pada saat itu volume pressure chamber (7) membesar dan
membuka inlet valve (5) untuk menghisap bahan bakar.
b. Saat Pengeluaran
Camshaft terus
berputar dan mendorong piston melalui tappet roller danpush
rod. Piston menekan bahan bakar di dalam pressure
chamber, membuka outlet valve dan bahan bakar dikeluarkan
dengan tekanan.
c.
Saat Tekanan Tinggi
Sebagian bahan bakar yang dikeluarkan memasuki pressure chamber(9)
yang terletak di bawah piston. Bila tekanan bahan bakar di bawahpiston naik
mencapai 1,8 – 2,2 kg/cm2 maka tegangan piston spring tidak
cukup kuat untuk menurunkan piston. Akibatnya, piston tidak
dapat lagi bergerak bolak-balik dan pompa berhenti bekerja.
D. Kerusakan yang sering terjadi pada pompa injection tipe
inline.
1. Pengetesan penyemprotan minyak untuk
pompa injeksion tipe inline.
a.
Dengan automatic timer
dilepaskan dan pasang round nut dan pasang pada injection pump tester.
Lepaskan control rack cover
dan pasang position measuring device (special tools). Kendorkan idle
set bolt dan full speed set bolt. Dorong control rack kea rah
governor dengan penuh dan setkan posisi ini pada O dari rack position measuring
device.
b. Penyetelan injection ret
Ukur injection rate pada posisi rack
dan speed yang berbeda-beda. Bila injection rate diluar ketentuan stel seperti
berikut:
1. Kendorkan sedikit pinion clamp
screw.
2. Dengan control rack dikunci putar
control sleeve dengan adjusting rod.
3. Kencangkan pinion clamp screw.
Amati kondisi pengukuran dengan cermat penggunaan feul pipe
dan nozlle yang berbeda merubah injection rate. Perbandingan tidak sama dengan maximal
injection rate dalam tiap silinder dikurangi injection rate
dalam tiap silinder.
2. Pada plunger kerusakan yang sering
terjadi adalah tergores.
Penyebab: pemakaian bahan bakar yang terkontamiasi dengan bahan lain, adanyakotoran yang mengendap pada tangki
bahan bakar, saringan bahan bakar yang tidak bekerja dengan baik
(lama tidak diganti).
Perbaikan: bersihkan tangki bahan
bakar dan bersihkan atau diganti saringan minyak dengan yang baru.
3. Delivery valve yang haus.
Penyebabnya: dikarenakan Injection
Pump Tipe Inline memiliki tekanan yang tinggi dan pemakain yang terlalu lama,
maka katup delivery ini akan aus akibat fungsi kerjanya untuk menahan
tekanan yang dihasilkan.
Perbaikan: delivery valve ini
jika terjadi kerusakan maka perbaikannya diganti dengan yang baru.
4. Bearing aus
Penyebab: adanya getaran, putaran injection
pump beroperasi.
Perbaikan: jika terjadi kerusakan
pada bearing ganti dengan yang baru.
5. Sliding block yang aus
Penyebab: fungsi dari sliding
block mengatur keluarnya bahan bakar yang memiliki gigi-gigi pinion yang
berhubungan dengan dengan plunger barel, jika pemakainya telah lama
gigi-giginya akan aus.
Perbaikan: ganti dengan yang baru.
6. Busing stang gas aus
Penyebab: fungsi dari busing stang
gas adalah untuk kedudukan as stang gas. Karena telah lama dipakai
dan adanya gesekan dengan as stang maka busing tersebut akan aus.
Perbaikan: ganti dengan yang baru.
E. Langkah-langkah pembongkaran pompa injeksi tipe inline.
1. Dengan automatic timer telah
dilepaskan, pasang injection pump pada mounting base dan pump
setting angle.
2. Gunakan box wrench untuk
melepas feed pump.
3. Lepaskan governor.
4. Ukur control rack sliding
resistance.
Putar camshaft untuk meyakinkan
bahwa resistensi mencapai nilai yang telah di tetapkan di segala posisi.
Apabila melebihi nilai yang telah ditetapkan mugkin penyebabnya adalah:
a.
Control rack atau giginya rusak.
b. Gigi pinion rusak atau pinion yang
berhubungan dengan housing rusak.
c.
Momen pengencangan pada delivery
valve holder berlebihan.
5. Lepaskan cover plate dan
gunakan coupling dengan round nut serta holding wrench.
Putar camshat dengan plunger pada tiap-tiap silinder berada pada TDC,
pasang tappet insert pada lubang tappet satu persatu.
6. Pasang camshaft clereance gauge
pada camshaft untuk mengatur end play.
7. Lepaskan camshaft, pukul
perlahan dengan palu plastic dari sisi governor. Catatan: pastikan bahwa
cam pada camshaft tidak menyentuh dengan tapet. Dan pasang flyweight
round nut pada ujung camshaft guna melindungi ulir dari kerusakan.
8. Melepas tapet
Masukkan roller clamp untuk
mendorong tapet ke atas, dengan tapet dalam keadaan terdorong lepaskan tapet
insert dan masukkan tapet clamp melalui camshafthole, lalu jepit tapet dan
tarik keluar.
9. Masukkan plunger clamp dari
bagian bawah pompa dan cocokan ujung pluger clamp ke lower spring
seat. Kemudian tarik plunger clam ke luar maka plunger akan
terlepas.
Catatan: ketika melepas plunger,
pastikan bahwa lower spring menghadap ke atas guna mencegah terjatuhnya plunger.
10. Lepaskan look plate dan
lepaskan delivery valve holder dengan box wrench kemudian
lepaskan stopper delivery valve dan spring.
11. Dengan meggunakan delivery
extractor lepaskan delivery valve.
12. Lepaskan plunger barel.
Catatan: tempatkan plunger
pada plunger barel.
F. Pemeriksaan terhadap komponen pompa injeksi tipe inline
1. Plunger dan barel
Setelah membersihkan dengan solar periksa apakah plunger bisa trurun
dengan lembut pada barel dengan sendirinya. Dengan cara:
a.
Miringkan barel 600.
b. Tarik plunger sekitar 10-15
mm dan lepaskan.
c.
Putar plunger pada barel apakah
tidak mengalami sendat atau macet.
d. Ganti plunger bila tidak bisa turun
dengan sendirinya.
2. Delivery valve
Bersihkan delivery valve dan bersihkan dengan solar kemudian periksa
dari kerusakan. Tutup bagian bawah valve seat dengan jari dan tekan
piston dengan jari lain. Bila piston melambung kembali ketika jari-jari dilepaskan
maka valve dalam kondisi baik jika tidak kembalai maka ganti valve.
3. Tappet
Pasang dial gauge pada tappet roller dan periksa clereance
dengan mengeraakan roller ke atas dan kebawah rod. Bila clerence
melebihi limit ganti tappet dengan yang baru.
4. Lower spring seat
Periksa permukaan lower spring seat yang berhubungan dengan plunger
dari kerusakan telah melebihi limit ganti lower spring seat.
5.
Plunger
spring dan plunger
spring seat
Perhatikan spring dan spring delivery valve bila tidak
bagus ganti dengan yang baru.
6. Mengganti tappet roller bearing
Untuk melepas inner race dari
camshaft gunakan gear puller, dan untuk memasang gunakan pipa
atau metal block kemudian tekan dengan press.
G. Memasang pompa injeksi tipe inline
1. Pasang control rack dan kencangkan
rack guide screw.
Catatan: pastikan bahwa rack
dapat bergerak dan lancer dan periksa juga untuk memastikan rack tidak
berputar.
2. Pada saat memasang plunger barel
yakinkan bahwa knock pin yang terpasang pada housing dalam keadaan lurus dengan
lokasi notch pada plunger barel. Pastikan bahwa tonjolan knock pin projection
sekitar 0,7 mm dari housing. Apabila tonjolan lebih kecil dari 0,7 mm keluaran
sedikit dari housing.
3. Dengan gasket baru terpasang pada
delivery valve masukkan valve pada tempatnya hingga kuat dan bertemu dengan
permukaan plunger barel. Gunakan delivery valve gasket installer (special
tool).
4. Pasang delivery valve spring
dan stopper pada tempatnya, kencangkan sementara delivery valve
holder.
5. Dengan control rack tepat di
tengah-tengah pasang control pinion dan control sleeve.
6. Memasang plunger
Pasang plunger clam kedalam lowewr
spring seat dan pasangkan plunger ke dalam lower spring seat.
Masukkan plunger ke dalam punger barel dan hati-hati jangan
sampai ujung plunger membentur dengan pump housing dan plunger
spring.
7. Jepit tappet dengan tappet
clamp dengan memakai tappet gauge luruskan housing groove dan
masukkan tappet ke dalam housing.
8. Gunakan roller clapm dorong tappet
pada TDC. Kemudian masukkan tapet insert dan lepaskan roller
clamp. Pastikan bahwa tanda dengan port number pada plunger
flenge adalah terletak pada sisi cover plate. Untuk tiap-tiap
silinder. Periksa gerakan control rack setiap kali tapet insert(special
tool) dimasukkan.
9. Kencangkan delivery valve holder
sesuai dengan ketentuan. Periksa juga gerakkan control rack setiap kali valve
holder dikencangkan.
10. Pasang camshaft dengan tanda
garis pada ujung pitch (ulir) mengarah drive end (camshaft gear).
11. Dengan bearing cover
terpasang sementara ukur end play pada camshaft dengan camshaft
clerence gauge. Bila end play melabihi limit stel dengan shim
atau ganti bearing.
Catatan: gunakan ketebalan shim
yang mendekati sama pada sisi timer dan governor.
Ketebalan shim pada sisi timer
|
0,10;0,15;0,30;0,50
|
Ketebalan shim pada sisi governor
|
0,1;0,12;0,14;0,16;0,18;0,50
|
12. Pasang governor
13. Pasang part berikut setela penyetelan
pump.
a. Control rack cover.
b. Feed pump.
c.
Cover plate.
d. Automatic timer.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang penulis peroleh, maka dapat
disimpulkan.
1. Plunger yang tergores biasanya di
akibatkan oleh adanya pemakaian bahan bakar yang telah terkontaminasi
dengan bahan lain, bisa juga di akibatkan kotoran yang mengendap di tangki dan
terbawa oleh bahan bakar saat bahan bakar dipompakan dimana saringan minyak tidak
bekerja dengan semestinya dan pelumasan kurang baik.
2. Komponen-komponen yang sering
bermasalah seperti O ring yang menjadi keras, busing stang gas yang aus akibat
pemakaian yang terlalu lama, delivery akan aus, bearing yang aus dan sliding
block yang goyang karena telah aus yang di akibatkan oleh pemakain yang terlalu
lama.
3. Tanda-tanda kerusakan injection pump
dapat diketahui denga cara mengamati dengan bunyi yang ditimbulkan oleh mesin
pada saat dioperasikan seperti bunyi mesin yang pincang atau merepet.
4. Dalam pembongkaran injection
pump kita akan mengetahui adanya komponen-komponen yang mengalami
kerusakan dan perlu dilakukan penggantian karena untuk menjaga kondisi dari
mesin, suara yang di timbulkan serta tenaga yang dihasilkan.
B. Saran
Di akhir penulisan makalah ini penulis ingin menulis
beberapa saran dalam hal analisa kerusakan dan cara melakukan perawatan pompa
injeksi tipe inline, diantaranya adalah:
1. Jangan coba-coba melakukan
pembongkaran sendiri apabila tidak meguasai teknik pembongkaran karena akan
menambah kerusakan pada komponen yang lain.
2. Jangan membeli bahan bakar di
sembarang tempat, karena bahan bakar yang di jual diluar biasanya dicampur
dengan minyak lain yang akan mempengaruhi sistem bahan bakar, dan bisa merusak
pompa injeksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/16631278/Analisa-Kerusakan-Injection-Pump-Edi-Susanto-03-081-03(di akses pada tanggal 12
april 2012)
http://xlusi.com/2011/car-components/gasoline/gangguan-gangguan-pada-pompa-bensin/ (di akses pada tanggal 15 april
2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar